Propylene glycol adalah senyawa kimia cair yang tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki rasa agak manis. Dalam industri kimia, senyawa ini dikenal juga sebagai 1,2-propanediol atau trimetil glikol. Karena memiliki stabilitas tinggi dan sifat higroskopis (menyerap air), propylene glycol digunakan secara luas di berbagai sektor, seperti industri makanan, farmasi, kosmetik, hingga otomotif.
Secara kimia, propylene glycol memiliki rumus molekul C3H8O2. Bahan ini dapat diperoleh melalui dua sumber utama, yaitu:
Kandungan ini biasanya digunakan sebagai bahan tambahan atau zat pendukung dalam formulasi berbagai produk komersial.
Karena sifat kimianya yang serbaguna, propylene glycol berfungsi dalam berbagai cara tergantung pada jenis produk. Berikut adalah beberapa peran utama propylene glycol yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:
Salah satu peran utama propylene glycol adalah sebagai humektan. Dalam makanan seperti roti dan kue, zat ini membantu menjaga kelembapan agar produk tidak cepat mengering. Sementara dalam skincare, humektan menarik air ke permukaan kulit, menjadikan kulit lebih lembap, kenyal, dan sehat. Oleh karena itu, propylene glycol sering ditemukan dalam pelembap, masker, dan toner wajah.
Propylene glycol mampu membantu mencampurkan bahan berbasis minyak dan air yang biasanya tidak menyatu. Fungsi ini sangat penting dalam pembuatan saus, losion, dan krim wajah. Dengan adanya emulsifier, tekstur produk menjadi lebih lembut, tidak terpisah, dan lebih stabil.
Berperan sebagai zat antimikroba, propylene glycol dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada produk. Oleh karena itu, ia sering dimasukkan ke dalam daftar bahan pengawet untuk kosmetik, obat-obatan cair, dan makanan kemasan. Ini sangat berguna dalam memperpanjang umur simpan produk tanpa perlu menambahkan bahan kimia sintetis tambahan.
Dalam sirup obat dan kosmetik seperti gel atau krim, propylene glycol bertindak sebagai pengental yang memberikan tekstur lebih padat dan nyaman digunakan. Fungsinya menjaga agar produk tidak terlalu encer atau cepat terpisah antara air dan minyak.
Dalam banyak produk farmasi, vitamin cair, dan kosmetik, propylene glycol digunakan untuk menstabilkan formulasi. Ini membantu menjaga konsistensi produk selama masa simpan dan menghindari perubahan warna, bau, atau tekstur.
Dalam industri farmasi, propylene glycol sering digunakan sebagai pelarut (solven) untuk bahan aktif dalam obat-obatan. Ini membantu zat aktif larut dan terserap lebih baik oleh tubuh. Hal ini menjadikan propylene glycol komponen penting dalam pembuatan sirup, kapsul lunak, dan salep topikal.
Meskipun umumnya dianggap aman oleh berbagai lembaga kesehatan seperti Food and Drug Administration (FDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), propylene glycol tetap memiliki potensi efek samping jika digunakan secara berlebihan.
WHO menetapkan batas konsumsi harian yang aman, yaitu maksimal 25 mg/kg berat badan. Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kg sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 1500 mg propylene glycol per hari.
Kendati efek samping tersebut jarang terjadi, individu dengan kondisi tertentu seperti penyakit ginjal kronis, gangguan metabolisme, atau alergi kimia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk yang mengandung propylene glycol.
Penggunaan propylene glycol dalam dosis kecil umumnya aman untuk semua kelompok usia. Namun, pada anak-anak dan ibu hamil, perlu kehati-hatian lebih karena metabolisme tubuh mereka berbeda. Beberapa produk bayi dan ibu hamil kini mulai mengganti propylene glycol dengan bahan alternatif yang lebih alami, seperti gliserin nabati, untuk alasan keamanan jangka panjang.
Propylene glycol adalah zat kimia multifungsi yang banyak digunakan dalam berbagai industri, mulai dari makanan, obat-obatan, hingga kosmetik. Dengan sifat humektan, pengemulsi, pengawet, dan pelarut, senyawa ini menawarkan banyak manfaat. Namun, seperti bahan kimia lainnya, penggunaannya harus tetap sesuai dengan batas yang direkomendasikan agar tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Bagi individu yang memiliki alergi atau gangguan metabolisme tertentu, disarankan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menggunakan produk yang mengandung bahan ini.
Baca Juga: Jerawat di Leher: Penyebab, Cara Mengobati, dan Tips Pencegahan